25
Rabu, 19 Februari 2014
Senin, 23 September 2013
Bendungan Cirata
Selain
Giri Tirta Kahuripan di daerah Purwakarta ini ada tempat rekreasi yang luar
biasa bagus dan juga sering dipakai untuk kebutuhan snematografi dan kuliner,
yaitu Bendungan Cirata. Bendungan ini merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA) terbesar se-Asia Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di
bawah tanah dengan kapasitas 8x126 Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008
Megawatt (MW) dengan produksi energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour
(GWh) pertahun.
Kapasita
1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit masing-masing
operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan
daya terpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan empat unit
masing-masing 126 MW, yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya
terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu memproduksi energi listrik rata-rata
1.428 GWh pertahun yang kemudian dislaurkan melalui jaringan transmisi tegangan
ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali (Jamali).
Guna
menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah turbin
dengan kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM. Adapun
tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air
maksimum 135 m3 perdetik. PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan
power house empat lantai di bawah tanah yang menpengoperasiannya dikendalikan
dari ruang control switchyard berjarak sekitar 2 kilometer (km) dari
mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house.
PLTA
tersebut merupakan pembangkit yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT. Perusahaan
Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang
disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo volt (KV) ke
sistem Jawa Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban
(P3B).Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban
puncak dan beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC (Load
Frequency Control), dimana memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa
Bali mengalami Black Out dan Start up operasi/ sinkron ke jaringan 500 KV yang
relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit.
PLTA
Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru,
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang pendirian
PLTA ini, dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan
dianugerahi curah hujan yang tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan
salah satu cara pemanfaatan potensi tenaga air di Sungai Citarum yang letaknya
di wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah barat laut kota
Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta.
GIRI TIRTA KAHURIPAN
R
|
esort
Giri Tirta Kahuripan ini berdiri diatas lahan 26Ha. Disana banyak menawarkan
Agro Wisata Resort yang lebih lengkap dan pilihan baru. Dengan
adanya berbagai fasilitas yang sediakan mulai dari Villa & Cottage, Sky
Pool (kolam renang) berstandar internasional menempati lahan hampir 5000 m2,
rumah singgah yang memakai konsep tradisional dari bahan bambu & kayu,
Restauran yang buka 24 jam dengan berbagai macam aneka menu, Ruang Meeting,
Mushola, Kantin, Lapangan Futsal, Kolam Pancing, Kolam Ikan Hias, Kolam Angsa,
Taman Burung, Taman Anggrek, Taman Rusa, Outbound, Flying Fox, ATV, Taman Buah,
serta di dukung lahan parkir yang luas dengan layanan “Mobil Senyum” dimana
pengunjung dijemput dan diantar memasuki area wisata dengan mobil jemputan
terbuka.
Tempat
inipun menawarkan kenyamanan yang dibutuhkan selama melaksanakan kegiatan rapat
ataupun liburan bersama rekan bisnis, keluarga dan kerabat. Tempat yang cocok
untuk menikmati nuansa alam yang asri dan benar - benar alami.
Tempat
berada di wilayah Purwakarta tepatnya di Desa Taringgul Tonggoh Kecamatan
Wanayasa. Bisa di tempuh dalam waktu 1 jam 30 menit dari Jakarta dan 1 Jam dari
Bandung dengan akses jalan tol.
Resort
Giri Tirta Kahuripan berdiri dan menjadi bagian salah satu bentuk pelestarian
nilai - nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa. Pemanfaatan lahan
disini dengan tidak merubah secara total, tetapi lebih kearah mengelola,
memanfaatkan juga melestarikan setiap potensi yang ada, dan dirangkaikan menjadi
suatu obyek daya tarik wisata.
mrl.upi.edu
Langganan:
Postingan (Atom)